Rabu, 20 Mei 2009

makalah abortus

ABORTUS

Pengertian Abortus

Abortus Spontaneus atau keguguran, terjadi dengan sendirinya karena faktor – faktor alamiah ( penyakit, kelainan dll ). Abortus spontaneus sama sekali tidak punya indikasi etis serta karena terjadi dengan sendirinya. Abortus provocatus yang dibedakan lagi menjadi Abortus provocatus medicinalis atau terapiuticus dan Abortus provocatus criminalis. Abortus provocatus medicinalis berarti abortus yang dibuat dengan alasan medis, misalnya dalam rangka pengobatan si ibu, sedangkan Abortus provocatus criminalis berarti abortus yang dibuat dengan alasan yang sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral, misalnya tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan seksual atau demi menjaga nama baik keluarga.

Abortus dan Profesi Kedokteran / Keperawatan.

Yang sangat menarik adalah Hippokrates serentak juga mewariskan kepada profesi medis kode etik pertama yang dikenal sebagai “ Sumpah Hippokrates “. Sumpah ini memainkan peranan penting sekali dalam sejarah kedokteran dan banyak membantu untuk menegakkan profesi medis sebagai profesi luhur dalam masyarakat. Dalam sumpah Hippokrates antara lain terdapat ketentuan yang melarang abortus. Dikatakan : “ Aku tidak akan memberikan kepada seorang wanita sebuah alat yang abortif “. Lalu langsung ditambahkan “ Dalam kemurnian dan kesucian aku akan menjaga kehidupan dan seniku ( Profesi kedokteran ) “. Kita mendapat kesan bahwa larangan abortus bagi Hippokrates berkaitan dengan inti profesi medis : memelihara kehidupan. Tidak pantas bagi seorang dokter membunuh kehidupan insani. Praktek membunuh menjadi semacam kontradiksi bagi profesi medis. Kehidupan insani yang baru mulai berkembang harus dipelihara, janganlah digugurkan.

Dalam etika kedokteran tradisional telah tumbuh suatu tendensi anti – abortus yang kuat. Sejauh abortus dipraktekkan, pelakunya umumnya bukan dokter, melainkan “ dukun “ atau non profesional yang bergerak di pinggiran profesi medis. Dapat di mengerti, mereka mengakibatkan para wanita yang diabortus menderita banyak dan seringkali malah meninggal dunia. Situasi ini menimbulkan reaksi dari kalangan medis. Ketika pada pertengahan abad ke-19 American Medical Association didirikan, mereka mengambil sikap anti – abortus yang keras. Sebagai konsekuensinya, negara – negara bagian di Amerika Serikat merasa didesak untuk membuat undang – undang anti abortus yang tegas. Di Eropa juga terlihat perkembangan yang sejenis. Baru sekitar tahun 1960 – an, peraturan hukum mulai terlihat lebih lunak terhadap kemungkinan abortus, terutama karena mengakui hak wanita yang minta kehamilannya diakhiri dengan proses medis mulai dilibatkan secara langsung dalam praktek abortus. Oleh karena itu, Majelis Umum dari Asosiasi Kedokteran Dunia yang didirikan di Oslo pada tahun 1970, dengan hati – hati mengizinkan para dokter mempraktekkan abortus medicinalis ( terapeutik ), jika ikatan dokter setempat menyetujuinya.

Akan tetapi, jika abortus bisa diterima karena alasan medis demi keselamatan si ibu, bagaimana dengan soal abortus karena kehamilan yang tidak diinginkan ? dan jika kita menerima alasan ini, bagaimana dengan abortus karena yang diinginkan adalah bayi laki – laki, bukan bayi perempuan atau sebaliknya ? dan seterusnya. Dengan bertambahnya pengetahuan tentang faktor – faktor genetik, banyak kemungkinan bisa dipikirkan lagi. Alasan untuk melakukan abortus bisa banyak, tetapi mustahillah bahwa dokter atau perawat sendiri yang menentukkan alasannya.

Aborsi

Di zaman ini, baik para cewek maupun cowok menganggap aborsi adalah cara cepat dan mudah bagi seseorang perempuan yang hamil untuk segera keluar dari situasi yang menjerat. Seberapa populer istilah “ perbaikan cepat “? Sejak 1973, lebih dari 30 juta aborsi telah dilakukan di Amerika. Para remaja menyumbang sekitar seperempatnya setiap tahun. Sepertiga dari seluruh kehamilan remaja berakhir dengan aborsi.

Pertimbangan fakta – fakta ini berkenaan dengan perkembangan seorang janin sejak pembuahan.

Hari 4 – 8 : Telur subur menempel didinding rahim, jenis kelamin bayi telah ditentukan.

Hari 19 : Kedua mata bayi mulai terbentuk.

Hari 25 : Jantung bayi mulai berdenyut.

Minggu 6 : Gelombang otak bayi dapat dideteksi, jari – jarinya mulai berkembang, lubang hidung mulai terbentuk.

Minggu 8 : Semua bagian tubuh bayi mulai tampak, tidak berkembang sepenuhnya, termasuk kedua telinganya, jari tangan dan kakinya.

Minggu 8-10 : Bayi mulai bergerak di dalam rahim meskipun si ibu belum dapat merasakannya.

Minggu 10 : Detak jantung bayi sudah cukup kuat untuk di deteksi, kuku – kuku jari mulai tumbuh, bayi juga dapat berkedip, mengepalkan tangan, menelan dan menggerakkan lidahnya, sel otak telah dan terus di produksi sebanyak kira – kira 250.000 per menit.

Pada saat lahir, bayi akan memiliki lebih dari 100 miliar sel otak. Sejak saat ini bayi akan terus berkembang sampai kelahirannya. Semuanya telah terencana, hanya membutuhkan pelaksanaan yang baik.

Resiko mungkin terlihat seperti “ sebuah penyelesaian “, tapi kenyataannya tidaklah demikian.

Prosedurnya ( amat jelas ) fatal bagi bayi dan sangat beresiko bagi ibu. Secara fisik, risiko – risiko tersebut termasuk :

· Rentan terjangkit infeksi akut dan / atau pendarahan;

· Kerusakan organ – organ dalam, seperti rahim, saluran vagina, dan saluran kencing;

· Infeksi yang membahayakan jiwa karena proses pelaksanaan aborsi ( perban yang tertinggal di dalam );

· Luka, yang bisa mengakibatkan kemandulan;

· Penyakit radang di sekitar pinggul yang mengakibatkan luka bisa mengakibatkan kemandulan;

· Serta banyak hal lain.

Ada pula banyak risiko emosi dan akibatnya seperti ;

· Perasaan bersalah;

· Kesedihan;

· Duka yang mendalam;

· Keinginan untuk bunuh diri;

Hal yang tidak biasa bagi para perempuan dewasa dan bahkan lebih tua untuk menanggung perasaan bersalah karena menggugurkan selama sisa hidupnya.

Penyebab Aborsi

Misalnya :

* Kehamilan seseorang yang tidak diinginkan, yang di dapat dari hubungan gelap atau pergeulan bebas dan tidak ada pertanggungjawaban dari kaum pria, sehingga menyebabkan yang bersangkutan stres dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan aborsi.

* Karena malu pada semua orang, sehingga seseorang rela melakukan aborsi.

Tidak ada komentar: